
Yeni Rahayu, Berpartisipasi dalam International Collaboration Forum (ICF) 8.0 untuk Mendorong Konservasi Ekosistem Darat
Lampung, 29 April 2024 – Dalam upaya menegakkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 15: Kehidupan di Daratan, Yeni Rahayu, S.Si., M.Si., seorang dosen Program Studi Biologi dari Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), turut serta dalam International Collaboration Forum (ICF) 8.0. Acara ini diselenggarakan oleh Office of International Affairs (OIA) dan Fakultas Sains melalui platform Zoom.
ICF 8.0 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan platform bagi pembicara, peserta, akademisi, dan pakar untuk mengusulkan tindakan konservasi ekosistem darat. Dalam pidato pembukaannya, Presiden Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Ir Prof Dato’ Dr Ewe Hong Tat, menekankan pentingnya kesadaran dan tindakan tegas untuk pelestarian ekosistem darat. “Ekosistem ini tidak hanya penting bagi keanekaragaman hayati kita, namun juga berperan penting dalam mendukung kehidupan di bumi,” ujarnya.
Acara ini juga menjadi platform untuk menjajaki peluang kolaborasi dengan institusi lain, seperti Forest Research Institute Malaysia (FRIM), Mahidol University di Thailand, dan Universitas Brawijaya di Indonesia. Selain Yeni Rahayu, pembicara lainnya termasuk Dr Hamidah binti Mamat dari FRIM, Dr Watchara Arthan dari Mahidol University, dan Prof Dr Wong Chin Yoong dari Fakultas Bisnis dan Keuangan UTAR.
Dalam presentasinya yang berjudul “Memanfaatkan Bambu Sumatera: Sebuah Jalan Menuju Pembangunan Berkelanjutan,” Yeni Rahayu menyelidiki bagaimana meningkatnya kesadaran lingkungan telah meningkatkan permintaan terhadap kerajinan dan barang-barang bambu. Ia menyoroti teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan pengolahan bambu dan integrasinya ke pasar umum, tetapi juga menyoroti kurangnya peraturan dalam industri bambu yang menyebabkan praktik pemanenan yang tidak berkelanjutan.
Yeni menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan industri bambu swasta untuk mempromosikan budidaya bambu dan menjaga habitat alaminya. Menurutnya, kolaborasi ini penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan memastikan bahwa ekosistem bambu dapat terus mendukung kehidupan di bumi.
Kehadiran Yeni Rahayu di forum internasional ini menunjukkan komitmen ITERA dalam berkontribusi pada upaya global untuk pelestarian lingkungan dan keberlanjutan, serta memperkuat jaringan kerjasama internasional yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.