
Pengembangan Metode Rehabilitasi Karang Menggunakan FABA di Desa Pahawang
Pahawang, 13 September 2024 β Kelompok pengabdian masyarakat dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang dipimpin oleh Novriadi, M.Si., telah melaksanakan program rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Desa Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Program ini menggunakan metode inovatif dengan mencampurkan limbah pembakaran batubara (Fly Ash Bottom Ash atau FABA) dalam pembuatan substrat beton untuk transplantasi karang.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat. Salah satu tujuan utamanya adalah memulihkan kawasan snorkeling yang sebelumnya rusak akibat aktivitas wisata masif dan pembangunan dermaga. Kerusakan tersebut menyebabkan hancurnya terumbu karang yang dulunya menjadi daya tarik utama wisatawan di Dusun Jelarangan.
Dalam program ini, substrat yang digunakan sebagai media tumbuh karang dibuat dengan campuran FABA, yang tidak hanya berfungsi sebagai bahan ekonomis, tetapi juga kaya akan kalsium dan silika yang mendukung pertumbuhan karang. Teknik ini bertujuan untuk menekan biaya yang tinggi dari penggunaan semen murni, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan.
Pada tahap awal kegiatan, masyarakat diberikan sosialisasi mengenai potensi penggunaan FABA. Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan substrat beton bersama kelompok konservasi dari Bumdes. Puncak kegiatan berupa pemasangan substrat FABA di area pusat rehabilitasi karang desa tersebut.
Program ini diharapkan dapat mendukung pemulihan ekosistem laut di Pulau Pahawang serta menarik kembali wisatawan untuk menikmati keindahan terumbu karang yang telah direhabilitasi. Selain itu, metode ini memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk mandiri dalam mengelola konservasi lingkungan dan memanfaatkan limbah FABA yang selama ini menjadi masalah di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Menurut Novriadi, langkah berikutnya adalah penyelesaian publikasi ilmiah terkait program ini dan pembuatan materi poster serta video kegiatan untuk disebarluaskan. Dengan kerjasama antara akademisi dan masyarakat, proyek ini memiliki potensi besar untuk menjadi model konservasi terumbu karang yang berkelanjutan.



